
Rumus sederhana dalam berbisnsi adalah : berusaha dan terus berusaha, usaha yang di lakukan dengan sungguh-sungguh juga merupakan bentuk doa kepada Tuhan atas keinginan hasil dari upaya yang di lakukan, terus
berupaya dan terus berusaha juga adalah bentuk sebab yang wajib di lakukan untuk mendapatkan apa yang di inginkan.
Contoh :
Suatu ketika, kita ingin menikmati secangkir kopi, lalu apa upaya yang akan kita lakukan untuk dapat menikmati secangkir kopi yang kita inginkan itu ?
Usaha sederhananya adalah pergi ke dapur lalu raciklah kopi itu, maka kopi panas yang nikmat siap untuk di nikmati.
Atau
Kita pergi ke warung kopi dan langsung memesan secangkir kopi nikmat kegemaran kita.
Dari kedua contoh mewujudkan keinginan untuk dapat menikmati secangkir kopi nikmat seperti di atas, anda bisa perhatikan, secangkir kopi adalah hasil yang di inginkan, sedangkan pergi kedapur dan meraciknya
atau pergi ke kedai kopi untuk memesannya adalah bentuk dari upaya yang wajib dan harus dilakukan agar keinginan menikmati secangkir kopi dapat di wujudkan.
Dalam berbisnis juga demikian, hasil yang di inginkan dari bisnis yang di jalankan harus di iringi dengan perbuatan dan tindakan nyata sebagai upaya agar keinginan untuk mendapatkan hasil dapat di wujudkan.
Evalusai.
- Jika bisnis yang kita jalankan belum memberikan hasil, lakukan lagi beberapa evaluasi, upaya apa saja yang telah di lakukan dalam berusaha atau cara apa saja yang sudah di lakukan untuk mendapatkan hasil yang di harapkan.
- Apakah usaha yang di lakukan sudah maksimal ataukah belum, hal ini juga harus di kaji sebagai bahan untuk memperbaiki upaya dan ikhtiar dalam pencapaian hasil terbaik.
- Bagaimana dengan daya juang dalam berikhtiar, apakah sudah maksimal, untuk lebih memahami tentang daya juang dalam berusaha saya akan menjelaskannya dengan sebuah kisah di bawah ini.
Dahulu kala ada seorang pendekar yang sangat sakti, Pendekar sakti itu bernama Ahmad, Ahmad memilki padepokan bela diri yang sangat terkenal di seluruh Negeri, suatu ketika ada seorang pemuda yang sangat ingin
untuk berguru kepada Ahmad, namanya Jaka, Begitu tertariknya Jaka terhadap Ilmu bela diri yang di miliki oleh Ahmad, setiap hari Jaka selalu datang ke padepokan tersebut, tetapi Jaka tidak masuk kedalam padepokan, dia hanya
melihat (mengintip) di luar pagar padepokan setiap kali Ahmad mengajari semua muridnya.
Suatu ketika, apa yang di lakukan Jaka di ketahui oleh Ahmad, lalu Ahmad-pun menangkap Jaka, karena Jaka di tuding sedang memata-matai padepokan tersebut akhirnya Ahmad melakukan intrograsi padanya.
Kata Ahmad, “Mengapa kamu mengintip di padepokan saya, wahai anak muda ?”
Jaka Menjawab : “Saya ingin berguru ilmu bela diri kepada bapak.” Jawabnya dengan rasa ketakutan.
Ahmad : “Mengapa kamu tidak masuk saja kedalam dan katakan maksud mu langsung pada saya ?”
Jaka : ” Saya tidak berani pak, takut”. jawab Jaka kepada Ahmad.
Ahmad : “Seberapa besar keinginan kamu untuk belajar ilmu bela diri kepada saya ?” tanya Ahmad pada Jaka.
Jaka : “besar sekali pak...!!!”
Ahmad : “Baiklah, Ayo !! ikut saya”, sambil memegang tangan Jaka, Ahmad yang sakti dan berilmu tinggi memasukkan Jaka kedalam Kolam besar yang ada di dalam padepokan sambil tetap memegang tangan Jaka, Ahmad
juga ikut masuk kedalam kolam, lalu mereka menenggelamkan diri kedalam kolam tersebut. Akhirnya mereka berdua masuk kedalam Kolam yang dalam itu.
Di dalam hati, Jaka kebingungan mengapa Ahmad melakukan ini, sambil menahan nafas karena tenggelam jaka masih sempat berfikir.
Awal-awal Jaka sanggup menahan nafas di dalam kolam, tetapi lama kelamaan Jaka tidak sanggup lagi menahan nafas, lalu dia meronta-ronta agar tangannya yang di pegang erat oleh Ahmad dapat di lepaskan, tetapi
setiap rontaan yang di lakukan Jaka, pegangan tangan Ahmad pada tangan Jaka semakin kuat.
Akhirnya Jaka yang belum memiliki ilmu tinggi itupun hampir mati kehabisan nafas di dalam kolam yang dalam itu. Mengetahui nafas Jaka sudah tinggal di tenggorokan dan hampir mati, lalu Ahmad melepaskan pegangan
tangannya dari tangan Jaka, dan mengetahui pegangan tangan Ahmad telah di lepaskan, dengan sekuat tenaga terakhir Jaka berusaha untuk naik kepermukaan kolam, dengan susah payah dan hampi saja mati, akhirnya Jaka berhasil sampai
kepermukaan kolam, lalu dengan nafas terengah engah, Jaka berusaha untuk bernafas sebanyak-banyaknya.
Setelah itu Ahmad membawa Jaka ke tepi kolam dan mendudukan Jaka yang hampir saja mati di tepi kolam itu. lalu Ahmad berkata kepada Jaka.
Ahmad : ” Wahai, Anak muda... Jika keinginan mu untuk belajar ilmu bela diri dari saya hanya dengan cara mengintip lewat luar pagar saja itu tidak akan cukup... tetapi jika keinginan mu untuk belajar di
padepokan ini seperti saat keinginan mu untuk mendapatkan udara seperti saat kamu tenggelamkan tadi, itulah yang cukup, karena keinginan seperti itu adalah keinginan kuat, antara hidup dan mati yang keluar dari dalam diri mu.”
Mendengar perkataan Ahmad tersebut, Jaka - pun mengerti bahwa sebuah keinginan yang kuat dapat menjadi penentu keberhasilannya dalam menuntut ilmu bela diri kepada Ahmad yang sangat sakti itu.
Apa konteks dari cerita ini teman--teman ?
Jika keinginan untuk berhasil dalam bisnis sama seperti keinginan Jaka ketika tenggelam dan kehabisan nafas, maka sudah dapat di pastikan kita akan mampu mendapatkan apa yang kita inginkan dalam bisnis kita
tersebut, silahkan di buktikan..
Demikianlah penjelasan singkat saya tentang seberapa besar keinginan kita dalam mewujudkan hasil yang ingin di capai dan di raih dari bisnis milik kita tersebut, semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi
untuk kita semua.
Salam sukses selalu.
Depok Bisnis Info.
Berapa Besar Keinginan Mu Untuk Sukses ?
Reviewed by Dwi Kurniawan
on
14.38
Rating:

Tidak ada komentar: