Ikhlas Dan Sabar : Cara Menjalani Hidup Dengan Penuh Kebahagiaan

Hidup adalah Anugrah Tuhan yang seharusnya di syukuri dan di jalankan dengan baik, mengapa ?
Sebab Hidup adalah sebuah kesempatan, kesempatan untuk menjadi Hamba yang bermanfaat. Agar hidup lebih bermanfaat maka jadikanlah pengabdian pada Tuhan sebagai landasan dasar untuk mencapai tujuan hidup yang
sempurna.
Jika pengabdian hanya kepada Tuhan sudah menjadi tujuan dalam setiap tindakan yang di lakukan, maka ketenangan dan kedamaian pasti akan selalu terjaga dalam diri, sebab dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan
dari segala yang di kerjakan, tidak mengutamakan hawa nafsu untuk meraih sebuah tujuan, sehingga dampak dari hawa nafsu yang jelas sangat merugikan dari mulai proses menginginkan sesuatu, menjalaninya, hingga saat menerima
hasil dari apa yang di kerjakan dapat dihindari.
Dalam setiap perjalanan hidup dan setiap mengerjakan sesuatu utamakan Ikhlas, Apakah Ikhlas Itu ?
Devinisi Ikhlas sebenarnya mudah untuk di pahami tetapi sulit dalam pelaksanaannya, Ikhlas mudah untuk di ucapkan tetapi sulit untuk di terapkan dan di tancapkan dalam hati, perlu latihan khusus agar ikhlas
dapat selalu menjadi tujuan dalam pelaksanaan apapun dalam perjalanan hidup.
Agar Ikhlas dapat selalu menjadi tujuan utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan hidup, maka kita perlu dan wajib melatih keikhlasan agar terbiasa mengedepankan Ikhlas dalam segala tindakan, segala tindakan
yang baik tentunya yang paling tepat untuk menerapkan tujuan Ikhlas.
Ikhlas yang simpel itu adalah seperti membuang kotoran atau buang air besar saat pagi hari, setelah berhasil di keluarkan maka pasti akan langsung di siram, tidak sedikitpun ada rasa penyesalan karena mengeluatkannya, dan saat keluar, maaf... kita tidak pernah melihat atau mengukur besar atau kecilnya kotoran yang keluar tersebut, karena pasti kita jijik untuk melihatnya, setelah keluar langsung di sira, agar tidak berbekas.
Mungkin ini terlihat jorok, tetapi jika dikaji lebih dalam kegiatan membuang kotoran ini merupakan cara belajar ikhlas yang paling mudah, seperti itulah yang harus kita lakukan ketika melakukan sesuatu, jangan pernah di lihat, jangan pernah dirasakan, jangan pernah di ukur, berikan saja lalu lupakan segera, biarkan dan serahkan penilaiannya pada pemilik Alam Ini.
Belajar Dari Tanah Yang di Ciptakan Tuhan.
Tanah adalah Zat yang Tuhan ciptakan dengan manfaat yang sangat banyak, tanah merupakan sumber kehidupan, tempat kita berpijak, lahir dan bahkan sampai matipun kita semua akan kembali ke tanah, tapi tanah juga
mengandung nilai pengkajian yang sangat tinggi, yaitu tentang Sabar dan Ikhlas.
Lihatlah Tanah, setiap hari di injak, di Tancapkan beton atau paku bumi ketika manusia ingin membangun gedung yang tinggi, di penuhi dengan limbah manusi, baik mandi, buang air, bahkan masih banyak manusia
yang membuang beberapa limbah berbahaya ke dallam tanah, masih banyak lagi kelakuan manuasia yang sangat menyakiti tanah, jika tanah kita anggap hidup, mungkin dia su dah mati sekarang karena berbagai perilaku manusia seperti
ini.
Tapi lihatlah, tanah tetap sabar menerima segala hal yang di lakukan oleh manusia, dia tetap diam dan ikhlas menerima semuanya, kadang kemarahan tanah yang terpaksa harus terjadi juga bukan karena kemurkaan
Tanah itu sendiri karena geram dengan kelakuan manusia, seperti kejadian Longsor yang terjadi, ini juga bukan merupakan hawa nafsu dari Tanah sendiri, tetapi kembali lagi semua itu terjadi karena ulah manusia, ya.. manusia
yang tinggal di atas Tanah, karena telah banyak meyebabkan kerusakan hutan, bukit dan gunung-gunung, semua pohon di tebangi dengan serakah dan seakan tidak peduli dengan segala akibat yang akan terjadi.
Unsur dari tanah juga ada dalam jasmani manusia, silahkan buktikan sendiri, ketikan kita menggosok bagian tubuh kita seperti lengan misalnya, pasti akan keluar tanah atau yang biasa kita sebut sebagai Daki,
itu juga merupakan lambang bahwa kita juga harus memiliki tingkat ikhlas dan sabar yang tinggi seperti tanah yang aslinya, kedua hal tersebut sangat di butuhkan dalam mencapai kebahagiaan dalam hidup, terutama dalam menjalaninya
untuk mencapai tujuan kebahagiaan.
Ingat “Upahku bukan dari manusia, tetapi dari Tuhan yang menciptakan aku....”
Jadikan filosofi ini sebagai tambahan kesemangatan dalam mencapai tujuan kebahagiaan, sebab jika kita mengandalkan balasan setimpal dari manusia atas apa yang kita berikan, maka kita pasti akan kecewa, tetapi
jika kita memberikn sesuatu kepada manusia lain apapun bentuknya itu jika di landasi oleh ikhlas maka kita tidak mengharap imbalan apapun kepada mereka, karena hanya keridhoan wajah Tuhan yang kita harapkan.
Terima Kasih..
Semoga Bahagia...
Dan Langgeng...
Nantikan artikel pengkajian hidup berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar