
Hari ini saya mengalami sebuah kesalahan fatal dalam bisnis milik saya yang berakibat hilangnya kesempatan untuk
mendapatkan proyek bernilai keuntungan 5.000.000.
Cerita lengkapnya seperti ini.
Tanggal 7 September 2016 kemarin, seorang pelanggan yang sudah menjadi langganan dalam salah satu bisnis jasa
yang saya jalankan menelepon dan meminta saya untuk memberikan pelayanan jasa untuk RO (Repeat Order). Mendapat order dari langganan siapa yang tidak Happy, semua pasti akan merasakan hal yang sama seperti saya tentunya.
Lalu bergeegas saya melakukan pertemuan dengan pelanggan saya tersebut, lalu kita berdua meeting di kantornya
untuk membahas berbagai hal mengenai pekerjaan yang di berikannya untuk saya. Saat itu semua hal mengenai Jasa pelayanan yang di inginkan oleh pelanggan langganan saya ini di utarakan di hadapan saya, sayapun memperhatikannya
dengan baik dan mencoba untuk memahami semua permintaan akan Jasa yang Beliau inginkan dari saya, singkat cerita semua yang di bahas selesai dan saya telah mengambil kesimpulan dari apa yang pelanggan saya inginkan dengan
pasti.
Saat pembahasan materi telah selesai dan saya sedang mengkalkulasi berapa harga yang pantas dari perintah kerja
yang di berikan kepada saya oleh langganan saya ini, saya menulis di sebuah kertas catatan sambil menghitung dan melakukan kalkulasi terhadap semua perintah kerja yang di berikan kepada saya saat itu juga, ketika saya menulis
dan belum menyelesaikan berapa harga yang pantas yang akan saya berikan kepada pelanggan langganan bisnis Jasa saya ini, tiba-tiba dia datang bersama salah satu rekan kerja satu kantornya sebut saja Si-X, mereka duduk di depan
saya sambil berkata “Pak kami minta titip harga dari harga yang akan bapak berikan untuk perusahaan sebesar 3.000.000 IDR ya pak”. katanya langsung kepada saya sambil berbisik.
Sebenarnya saya agak syok mendengar perkataan beliau dan temannya itu, tetapi saya berusaha untuk tidak menunjukan
rasa itu kepada mereka, apa yang di katakan oleh pelanggan saya ini kepada saya memang tidak saya sangka sebelumnya, maklum selama ini beliau memang tidak pernah meminta sesuatu hal yang aneh seperti yang terjadi saat itu,
dan saya juga belum pernah dan belum terbiasa dengan kejadian atau permintaan seperti ini, walau saya tahu dalam bisnis hal seperti ini banyak di lakukan oleh beberapa orang.
Akhirnya tanpa banyak berfikir panjang karena saya merasa takut kehilangan kesempatan, akhirnya apa yang di minta
oleh pelanggan saya tersebut saya setujui, walaupun dalam hati saya juga bingung bagaimana harus mengatur harga yang akan saya keluarkan, karena adanya permintaan titip harga oleh pelanggan saya ini sebesar 3.000.000,-.
Tidak lama kemudian saya pulang kerumah dan mulai berfikir lebih keras, sebab masalah harga yang akan saya keluarkan
untuk perusahaan tempat pelanggan saya bekerja itu belum juga dapat saya buat, walau di sepanjang perjalanan menuju kerumah yang cukup agak jauh saya terus memikirkan bagaimana cara membuat harga di Up menjadi begitu besar
seperti ini, karena sekali lagi saya memang belum pernah melakukannya. Sedikit ada rasa penyesalan saat sampai di rumah, mengapa saya ikut menyetujui permintaan beliau itu, padahal seharusnya mungkinlebih baik saya menolaknya
saja langsung saat itu.
Yang membuat saya bingung dalam menentukan harga Up yang di minta adalah Kebetulan Pelayanan Jasa yang saya berikan
adalah pelayanan Jasa yang memiliki harga jelas dan terang, semua orang dapat mencarinya di Internet dengan mudah, itu juga salah satu alasan yang membuat saya bingung, Kecuali jika harga peayanan jasa yang saya kelola tidak
memiliki patokan harga mungkin saya bisa saja memainkan harga dengan mudah.
Karena memiliki rasa tanggung jawab terhadap pelanggan, akhirnya saya tetap berusaha untuk membuat harga Aneh
ini. dengan sedikit kebingungan akhirnya kalkulasi hargaa yang di minta oleh pelanggan saya selesai juga, memang perbedaan harga yang telah selesai saya buat itu terlihat aneh, karena yang baru saja selesai saya buat itu telah
di Up dengan harga titip sebesar 3.000.000 dari pelanggan saya itu dan terus terang, hati saya juga tidak terlalu srek dengan hasil harga yang telah saya buat itu. Tapi ya.. apa mau di kata...lanjut saja... (gumam saya dalam
hati).
Keesokan paginya daftar harga Up 3 Jt yang di minta oleh pelanggan sudah saya kirim ke Email kantor pelanggan
saya tersebut, tidak beberapa lama email balasan dari pelanggan saya itu juga masuk ke Email saya, dia mengatakan terima kasih pak, harga ini akan saya sampaikan kepada boss saya, nanti saya akan kbarkan hasilnya. lalu saya
balas dengan ucapan, “Terima Kasih Pak... Saya tunggu kabar baiknya.”
Tidak lama kemudian langganan saya itu menghubungi WhatsApp saya, dia mengatakan, “Pak nanti saya menawar ya
pak, dari harga yang ada ini..” lah.. saya bingung harga sudah di up kok masih mau nawar juga....
Akhirnya... Dasar saya orang polos, yang belum pernah melakukan permainan bisnis seperti ini, langsung berfikir
dengan tujuan melakukan upaya proteksi jangan sampai harga saya yang sudah saya kalkulasi + harga up 3jt yang di minta pelanggan saya itu, masih saja di tawar.... ada sedikit kekhawatiran saya ke arah sana.
Lalu saya membuat keterangan lewat gambar yang saya berikan penjelasan secara detil dari etimasi yang saya berikan
itu kepada pelanggan saya termasuk bagian-bagian mana saja yang saya up harganya, tujuan saya adalah agar dia tau harga sesungguhnya yang sebenarnya dari saya sebelum saya Up.
Dan tanpa pikir panjang lagi, keterangan lengkap tentang harga yang saya buat dengan gambar itu “Saya kirimkan
melalui email”.
Setelah saya mengirim email, saya baru sadar,... Waduh... saya baru saja mengirimkan keterangan korupsi seorang
karyawan ke Email perusahaan tempat Ia bekerja... waduh... cilaka.. bisa di pecat itu orang. (gumam saya dalam hati).
Dan ternyata rasa khawatir saya terbukti, selang beberapa lama, akhirnya pelanggan saya telp, sambil berkata “Pak...
kenapa bapak kirim penjelasan harga yang di up lengkap seperti ini ke email kantor, wadu... mati saya pak... boss saya baca pak.. ” mendengar perkataannya saya langsung lemes dan merasa nggk enak. Saya khawatir email yang
saya kirim dapat membuat karier dan pekerjaan pelanggan saya itu terancam.
Tidak beberapa lama pelanggan saya telp lagi, dia mengatakan, “Pak.. tolong buatkan email salah kirin atau apalah
pak, tolong pak... biar semua clear tolong jelaskan pak..” lalu saya setuju, dan saya kembali mengirimkan email permintaan maaf karena salah mengirim email, dan email yang terkirim dalam bentuk gambar tersebut bukan di tunjukan
untuk perusahaan ini... bla..bla..bla... dst.. ” ya.. kira-kira seperti itulah penjelasan saya.
Nasi sudah menjadi bubur, saya merasa bersalah bercampur agak sedikit senang, karena di satu sisi saya bersalah
karena 2 hal, yaitu :
- Setuju harga di Up 3.000.000 IDR.
- Salah kirim email pula, yang menyebabkan masalah untuk pelanggan saya di tempatnya bekerja.
Tetapi di lain sisi saya bersyukur, karena TUHAN menegur saya, karena memang saya belum pernah melakukan hal semacam
ini lalu saya bandel tetap melakukan, dan akhirnya saya juga yang merasakan akibatnya, kehilangan pelanggan dan kesempatan untuk mendapatkan untung lumayan, walau tidak besar sih, cuma 5.000.000 IDR, tapi tetap saja itu uang
yang terbuang percuma karena kebodohan yang saya buat sendiri, kebodohannya adalah setuju dengan permintaan up harga 3.000.000 IDR dari harga yang biasanya saya berikan.
Hikmah :
- Pertahankan Bisnis berdasarkan kejujuran.
- Kejujuran dalam berbisnis dapat membentuk wibawa dalam bisnis.
- Sepandai-pandainya kita menjaga kesalahan, tetap pasti akan terungkap juga.
Demikianlah cerita singkat tentang pengalaman bisnis yang saya dapatkan kemarin, semoga bermanfaat dan dapat menjadi
inspirasi untuk kita semua.
Salam sukses selalu.
Depok Bisnis Info.
0 komentar:
Post a Comment