Sampai kapan tetap mau jadi orang susah ?

Menjadi orang “susah” pasti sangatlah tidak menyenangkan jika disadari, selain keterbatasan dalam segi finansial dan keuangan, kesedihan yang selalu
muncul dari dalam diri adalah akibat rasa sensitif yang selalu muncul karena keadaan.
Hidup susah dan selalu kurang dari segi ekonomi banyak penyebabnya, dari sekian banyak sebab yang timbul dan memberikan akibat mengalami kesulitan
ekonomi adalah diri sendiri, bukan orang lain.
Lupa diri saat berada diatas (saat sukses dan banyak uang) banyak menjadi penyebab terjadinya keadaan seperti ini dan kejadian seperti ini banyak dirasakan
oleh hampir semua orang yang mengalami kesulitan ekonomi, lupa diri yang dimaksud adalah saat dahulu, ketika memiliki tingkat ekonomi yang bagus, banyak mereka yang tidak pandai mengatur uang pendapatan, tidak efektifnya pengeluaran
yang dilakukan sebagian besar sebagai pemicu terjadinya kesalahan dalam menjalani kehidupan.
Pola hidup yang boros (menghamburkan uang), tidak biasa menabung dan hidup hemat, adalah sebab utama terjadinya kesalahan menata keuangan, sehingga
efek kesalahan pengaturan uang tersebut berimbas ke dalam usaha atau bisnis sebagai sumber penghasilan dan pendapatan.
Pola hidup boros mengandung arti yang luas, bukan hanya diterapkan dalam kegiatan transaksi yang keliru dan tidak tepat saja, bahkan, kegiatan yang
seakan terlihat tepat saja bisa jadi salah, bila di lakukan pengkajian lebih dalam.
Berikut adalah beberapa contoh dari sikap seseorang yang pernah mengalami jatuhnya ekonomi secara pribadi.
- Menjadi seorang yang tidak pandai mengatur skala prioritas dalam mengeluarkan uang pendapatan, baik uang dan pendapatan yang di peroleh dari hasil bekerja maupun uang hasil berbisnis.
- Menjadi seorang yang sangat mudah untuk menggampangkan urusan, sikap dan pri laku ini juga berbahaya dalam cara mengatur keuangan, contohnya ketika memiliki uang banyak, padahal uang tersebut belum masuk kedalam kategori uang keuntungan bekerja atau berbisnis, lalu degan mudah di pakai untuk keperluan yang tidak penting, setiap mengeluarkan dan memakai uang “panas” itu, hatinya selalu dimantapkan dengan pikiran yang salah, yaitu “Ah... besok gampang, nanti juga ada rezeki lagi”. hal ini yang sering terjadi bagi sebagian orang yang sekarang mengalami kesulitan hidup karena keuangan, pikiran menggampangkan urusan ini sangat berbahaya jika tidak dihentikan, sebab uang seperti air, dia akan berusaha mencari celah untuk keluar dan jika si pemilik tidak pandai menutup setiap celah, maka air itu akan keluar dengan sedikit demi sedikit dan akhirnya habis.
- Memiliki sifat dan karakter yang tidak tegaan yang berlebihan. Hidup memang harus saling tolong menolong kepada semua orang, dan berbuat baik dengan cara menolong orang lain adalah bagian dari ibadah, tapi sebelum kita melakukan itu ada aturan yang juga tidak boleh kita lupakan, apakah kita sudah memiliki kemampuan untuk menolong orang lain yang sesuai dengan kemamuan diri ataukah belum, jika kehidupan kita saja belum “secure” dari segi keuangan, apakah benar jika kita harus mengorbankan diri untuk menolong orang lain yang sebenarnya bukan kapasitas kita, sikap ini mungkin akan menjadi sebuah kesalahan, cobalah berfikir lebih bijak lagi.
- Memiliki sikap yang kurang teliti dalam mengambil keputusan. Sikap ini juga banyak menjadi penyebab kerugian dari segi keuangan yang paling besar yang banyak dialami sebagian orang, contohnya, ketika memiliki uang dan melakukan beberapa transaksi bisnis sering mengalami penipuan dengan jumlah kehilangan uang yang besar, sehingga, karena sering tertipu dalam setiap melakukan transaksi bisnis, akhirnya usaha atau bisnis yang dijalankan mengalami kebangkrutan, inilah akibat kurangnya ketelitian saat bertransaksi bisnis yang dapat memberi dampak kehancuran ekonomi.
Bagi anda yang sekarang mengalami kesusahan karena beberapa sebab dalam bersikap yang salah saat masih memiliki ekonomi dan keuangan yang baik, janganlah
bersedih dan menyesali semua yang pernah terjadi. Nasi sudah menjadi bubur, mungkin bahasa yang saya tuliskan seperti ini sering anda dengar, tetapi inilah memang kenyataan yang sebenarnya, menyesali masa lalu adalah pekerjaan
yang sia-sia dan sangat tidak bermanfaat, malahan akan menambah runyam secara mental untuk diri sendiri.
Langkah tepat harus di lakukan sekarang, yaitu berhenti meratapi diri karena kesalahan masa lalu, mulailah lagi dan tata kembali kehidupan dengan menjalankan
dan menerapkan pola hidup dan sikap yang benar.
Rubah kebiasaan yang sangat merugikan, terutama cara mengatur uang dengan miliki cara bertindak dalam mengolah uang dan mengatur ekonomi pribadi yang
pas dan sesuai keadaan diri. Tidak berlebihan dan sembarangan dalam membelanjakan uang, lebih berhati-hati dalam menjaga hasil jerih payah dan berbuat baiklah dengan tidak Dhzolim pada diri sendiri.
Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bangkit.
Jika anda terus bersedih hingga sekarang, padahal kejadian kesalahan yang terjadi itu sudah 10 tahun yang lalu misalnya, sikap ini sangat salah, pertanyaan
saya sederhana, sampai kapan anda akan terus seperti ini ?
Selalu menyalahkan diri sendirikah selamanya ?
Atau, selalu bersedihkah selamanya ?
Apakah anda akan terus menghabiskan sisa waktu dalam hidup yang diberikan Tuhan sebagai sebuah anugrah dengan cara ini ?
Jika iya, jawaban anda, silahkan lanjutkan untuk menjadi orang yang “BODOH”.
tapi jika anda menyadari sikap ini semua keliru dan sia-sia, maka mulailah hari ini berhenti menyia-nyiakan waktu dan mulailah melakukan pembenahan
diri, bangkit ... bangkit... dan bangkit... cuma itu kata tepat untuk anda saat ini.
Manfaatkan waktu sebaik mungkin dan jadilah manusia ciptaan Tuhan yang lebih bermanfaat, semoga apa yang diniatkan dapat terwujud dengan baik, yakinlah
pada diri sendiri dan yakinlah masih ada harapan untuk diri anda sendiri.
Selamat berjuang dan salam sukses selalu untuk anda.
Terima Kasih.
Depok Bisnis Info.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar