Evaluasi Bisnis berdasarkan Keadaan Ekonomi Sekarang Dan Masa Lalu

Kamis, 10 November 2016 adalah hari Pahlawan, semua ikut merayakan dengan melakukan berbagai Upacara penghormatan khusus atas perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk memerdekakan Bangsa Indonesia.
Pada hari itu, saya iseng jalan-jalan dengan menaiki motor berkeliling Kota Depok dan sempat mampir ke bengkel untuk mengganti oli motor saya yang memang belum sempat di ganti, lalu saya juga teringat bahwa motor saya juga belum ganti kanvas rem depan dan belakang, maksud saya sekalian mumpung masih ada di bengkel, saat si montir melaksanakan apa yang saya minta, tiba-tiba standar dua yang dipakai untuk menopang motor saya patah, saya baru ingat standar itu juga sudah bermasalah sejak lama dan saya belum sempat menggantinya, lalu saya katakan kepada montir yang terlihat khawatir karena takut disalahkan karena standar dua motor saya rusak, "Ganti aja mas standarnya sekalian", saya berucap kepadanya langsung saat itu.
Lalu si montir menjawab, "Stok standar habis, Pak".
lalu saya jawab, "Oh.. ya sudah, biarkan saja"
Setelah semua perbaikan selesai, saya bergegas membayar dan berniat pergi dari bengkel itu, dan berniat untuk memperbaiki standar dua motor saya yang patah tadi dengan mengelasnya, karena kebetulan bengkel tempat saya service tadi dekat dengan tukang las, langsung saja saya pindah ke bengkel las yang berdekatan itu.
Setelah sampai di bengkel las, lalu saya langsung memanggil si jagoan ngelas yang ada dalam bengkel itu, saya langsung minta tolong untuk di laskan standar dua motor saya yang patah tadi, dengan segera Pak Mulyono ( Nama Montir Las) langsung melakukan perbaikan.
Pak Mulyono tukang las ini sudah sangat tua umurnya saya taksir di atas 60 tahun, tetapi beliau masih sangat gagah dan semangat untuk berusaha dan berbisnis, orangnya juga cukup ramah, saat melakukan pekerjaannya, beliau selalu berbincang dengan saya tentang pengalamannya menggeluti bisnis las yang telah dirintisnya sejak tahun 1976 secara berpindah-pindah, dari mulai Daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi hingga terakhir di Kota Depok hingga sekarang.
Pak Mulyono tukang las ini entah mengapa langsung curhat dengan saya, katanya keadaan dahulu dengan sekarang sangat jauh berbeda, lalu saya penasaran dan langsung bertanya kepada beliau apa yang membedakannya.
Sambil melakukan pekerjaannya Pak Mulyono berkata pada saya, perbedaannya menurut beliau adalah :
- Jaman dahulu (saat jaman orde baru) usaha lebih mudah, sebab pelanggan yang datang banyak dan rutin, sedangakan jaman sekarang menurut Pak Mulyono justru usaha semakin sulit, entah karena persaingan semakin berat atau faktor lain sebagai penyebabnya, Pak Mulyono sendiri sebagai pelaku bisnis las itu sendiri tidak memahaminya, beliau hanya merasakan sebuah keanehan karena keadaan sekarang.
- Harga bahan dasar untuk mengelas mudah didapat dan murah, tetapi sekarang harga bahaan baku untuk mengelas semakin mahal bahkan kadang tidak terjangkau, tetapi karena memng membutuhkan bahan baku tersebut, akhirnya Pak Mulyono terpaksa tetap membelinya.
- Bahkan kata Pak Mulyono, Orderan pekerjaan Las di masa lalu datang bukan hanya dari konsumen pribadi, banyak juga pelaksana proyek yang ingin menggunakan jasanya untuk melakukan pekerjaan mengelas, dan bayarannya Cash (uang dimuka), tetapi sekarang proyek sudah sepi dan jika ada, pembayarannya sering macet, Pak Mulyono akhirnya enggan untuk mengerjakan proyek-proyek besar karena sering merugi.
- Jaman dahulu, Keuntungan yang didapat bisa lebih besar jika dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan, yaitu kisaran 30% dan 70%, biaya modal 30% dan keuntungan 70%, jika dibandingkan dengan keadaan sekarang semua terbalik katanya modal lebih dari 70% dan keuntungan untuk mencapai 30% saja sulit setengah mati, kata beliau.
- Dahulu, saking banyaknya proyek hingga membanjir Pak Mulyono akhirnya sering keteteran karena pekerjaan, sampai-sampai beliau sering minta tolong beberapa teman sesama pengusaha Las untuk memberikan bantuan para pekerja dengan kesepakatan pembayaran yang saling menguntungkan, tapi sekarang katanya, karyawan yang ada saja dipulangkan kekampung, karena sepi dan omset mengalami penurunan yang drastis sehingga Pak Mulyono tidak sanggup membayar gaji karyawannya itu.
Itulah 5 hal yang di keluhkan oleh Pak Mulyono sebagai pengusaha Las yang berdomisili di Kota Depok.
Semoga apa yang di keluhkan olehnya dapat menjadi sebuah inspirasi sehingga langkah antisipasi dalam menghadapi kendala seperti ini dapat di atasi oleh semua teman yang akan memulai bisnis Las atau bisnis lainnya.
Dalam berbisnis kita harus sering melakukan beberapa pembicaraan seperti ini, tujuannya adalah bukan untuk mencari alasan yang membenarkan turunnya omset atau penghasilan karena kedaan yang semakin sulit, tetapi semoga dengan langkah yang di lakukan seperti ini kita menjadi semakin bersemangat untuk selalu berusaha lebih baik dan mampu selalu berinovasi agar bisnis dan usaha yang kita jalankan selalu lancar dan mengalami kenaikan di setiap keadaan apapun yang kita alami, inilah yang di katakan sebagai langkah evaluasi.
Jadi evaluasi di lakukan bukan hanya secara internal dalam perusahaan milik kita saja, tapi langkah evaluasi juga harus di lakukan berdasarkan data yang kita dapatkan dari hasil pengumpulan data dari beberapa teman atau nara sumber dari luar bisnis kita yang dapat kita ambil hikmahnya untuk usaha dan bisnis kita.
Selamat Berbisnis dan tetaplah semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar